Kongres ini merupakan kongres primata kedua yang saya ikuti setelah konferensi International Primatological Society (IPS) tahun lalu di Kuching, Malaysia. Pada acara ini, saya berkesempatan mewakili IUCN IdSSG dan memaparkan topik presentasi berjudul “Promoting Science-based Conservation Actions through National Red List Assessments of Indonesian Primates”. Dari 65 spesies primata yang sudah dikaji di Indonesia, lebih dari 90% termasuk ke dalam kategori terancam dengan status konservasi Rentan (Vulnerable/VU), Genting (Endangered/EN), dan Kritis (Critically Endangered/CR). Selain itu, sebagian besar kajian terakhir diperbaharui pada tahun 2015. Oleh karena itu, kajian status konservasi primata Indonesia di tingkat nasional sangat diperlukan untuk menjawab ‘gap’ atau kesenjangan yang terjadi seperti kajian yang sudah lama tidak diperbaharui dan relevansi status global dengan kondisi realita di Indonesia. Kolaborasi lintas sektor menjadi satu hal yang penting untuk mengatasi tantangan tersebut.