Suksesnya Pekan Keanekaragaman Hayati 2024, berhasil memikat lebih dari 7.000 partisipan

Pekan Keanekaragaman Hayati 2024 yang berlangsung pada tanggal 15-17 Mei 2024 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, telah berhasil menarik perhatian lebih dari 7.000 partisipan yang mengikuti acara secara langsung maupun online.

Acara ini diorganisir oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia serta didukung oleh IUCN SSC Indonesia Species Specialist Group (IdSSG) dan tim Forum Multi-Species. Tujuan dari acara ini adalah untuk meningkatkan semangat dalam upaya konservasi spesies untuk mencapai Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (GBF), khususnya Target 4 yakni menghentikan kepunahan dan memulihkan keanekaragaman hayati. Selain itu, acara ini diadakan juga sekaligus untuk memperingati hari keanekaragaman hayati yang diperingati setiap tanggal 22 Mei, serta bagian (satellite event) kongres spesies pertama di dunia, World Species Congress. Kongres tersebut diselenggarakan oleh IUCN Reverse the Red dan disiarkan secara global selama 24 jam pada tanggal 15 Mei 2024. Tujuan dari kongres ini adalah untuk berbagi cerita keberhasilan dari upaya konservasi di seluruh dunia yang dilakukan oleh berbagai organisasi.

Selama tiga hari, pengunjung dapat menyaksikan lebih dari 10 sesi  dengan berbagai topik menarik mengenai konservasi di Indonesia, seperti keberhasilan upaya konservasi dari pemerintah dan swasta, kajian daftar merah spesies nasional, konservasi spesies karismatik, burung, spesies air tawar, spesies laut, tumbuhan dan jamur, serta kisah dari penggiat konservasi. Pengunjung juga disuguhi lebih dari 40 stand pameran dengan beragam informasi dan acara menarik dari berbagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perusahaan mitra KLHK, lembaga konservasi, dan komunitas multi-spesies. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan dari artis Indonesia, Marcello Tahitoe.

Salah satu momen paling berkesan adalah pembukaan acara Menteri LHK yang diwakilkan oleh Wakil Menteri, Alue Dohong PhD. Kemudian dilanjut dengan sesi siaran langsung World Species Congress di Indonesia yang dikemas dalam diskusi panel antara Prof. Mirza Dikari Kusrini, Co-chair IUCN SSC IdSSG, dan Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Agr. Sc, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, KLHK, dengan tema ”Collaboration to create a National Species Assessment in Indonesia”. Wakil Menteri LHK, Bapak Alue Dohong PhD memimpin langsung acara sekaligus berperan sebagai moderator dalam sesi ini. Topik ini dipilih sebagai salah satu langkah awal untuk mencapai GBF, di mana salah satu indikator utamanya adalah Indeks Daftar Merah (Red List Index), yang perlu dimulai dengan kajiandaftar merah nasional.

Prof. Mirza Dikari Kusrini, mengatakan dalam panel diskusi tersebut, bahwa menggunakan kriteria daftar merah global terkadang menghasilkan status konservasi yang bias karena spesies-spesies tidak hanya ada di Indonesia saja tetapi ada di berbagai negara dengan kondisi spesies yang berbeda di setiap negara. Maka dari itu penting untuk melakukan penelaahan status daftar merah spesies secara nasional karena ditakutkan hasil yang bias tersebut dapat mempengaruhi kebijakan untuk spesies.
”Untuk pertama, KLHK yang akan mengumpulkan para ahli-ahli spesies dan nanti dipilih leadernya, kemudian kita akan bekerjasama terus untuk mendapatkan data-data spesies sesuai dengan grup yang telah terbentuk”, kata Dr Satyawan Pudyatmoko dalam sesinya yang menjelaskan rencana penelaahan kajian daftar merah nasional.

Menurut Wakil Menteri LHK, kolaborasi adalah suatu keharusan di dalam meningkatkan informasi database terkait masalah hidupan liar karena ini sangat penting dan menegaskan bahwa pemerintah mendukung pembentukan komite nasional. ”Saya mendorong pembentukan semacam komite nasional untuk meninjau status konservasi spesies di Indonesia”, ujarnya. 

Acara Pekan Keanekaragaman Hayati pertama ini telah berhasil menjadi ajang berbagi pengetahuan dan keberhasilan upaya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia kepada masyarakat Indonesia serta mancanegara. Dengan berbagai sesi gelar wicara dan pameran, acara ini berhasil menarik minat ribuan pengunjung dan memberikan pengalaman yang berkesan. Semoga acara ini terus berlanjut dan semakin memperkaya pengetahuan kita terhadap biodiversitas Nusantara.