Workshop Perdana Persiapan Penilaian Daftar Merah Nasional (National Red List Assessment) Indonesia di Bogor

Pada tanggal 1-2 Agustus 2024, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), Ditjen KSDAE Kementerian LHK didukung oleh IUCN SSC Indonesia Species Specialist Group (IdSSG) menyelenggarakan workshop perdana persiapan penilaian daftar merah nasional di Bogor. Dihadiri oleh lebih dari 50 peserta yang terdiri dari pemerintah, akademisi, organisasi non-pemerintah, dan berbagai ahli. Tujuan dari workshop ini adalah untuk identifikasi metode Red List Nasional Indonesia dan menentukan taksa prioritas yang akan dikaji beserta linimasa kajian.

Hari pertama (01/08) workshop dilakukan secara daring dengan menghadiri narasumber dari berbagai negara, di antaranya Dr. Yan Xie dari IUCN SSC China Species Specialist Group, dan Dr. Nam May dari Myanmar. Kedua narasumber tersebut membagikan pengalaman dalam melakukan penilaian daftar merah nasional di negaranya masing-masing. China sudah dua kali melakukan penilaian daftar merah nasional, yakni pertama pada tahun 2000 dengan mengevaluasi lebih dari 10,000 spesies dan kedua dilakukan pada tahun 2008. Kedua penilaian tersebut sudah dipublikasikan, dan terhitung dari akhir 2021, China sudah melakukan penilaian lebih dari 55,000 spesies di negaranya. Tidak kalah dari China, Myanmar juga sudah melakukan penilaian pertamanya di tahun 2017 dan berhasil mempublikasikan buku daftar merah nasional pada Desember 2020. 

“We are really promoting that the experts who are involved in the assessment should stick to the original Red List criteria. That’s also what we recommend to your country as well. Because even if they are correct, the modification is correct. But it just cannot be applied widely.” kata Dr. Yan Xie dalam menjawab pertanyaan mengenai metode yang digunakan dalam penilaian daftar merah nasional di China.

Pada hari berikutnya (02/08), workshop dilaksanakan di Novotel Bogor secara hybrid. Workshop ini dibuka oleh sambutan secara langsung dari Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc., Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG). Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya penilaian daftar merah nasional. “Daftar merah bisa menjadi langkah awal bagaimana instrumen yang kita buat untuk tindakan konservasi dalam konteks perlindungan. Kita bisa mendesain perlindungan yang sesuai.” ujar Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc.

Prof. Mirza Dikari Kusrini, Co-chair IUCN Indonesia Species Specialist Group (IdSSG), turut memaparkan presentasinya mengenai gap analysis daftar merah IUCN untuk Indonesia. Setelah pemaparan dari Prof. Mirza, sesi diskusi panel dimulai dengan fasilitator oleh Prof. Ani Mardiastuti dari IPB University, dan Dr. Cahyo Rahmadi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Banyak peserta yang menyampaikan saran dan masukan untuk metode yang akan digunakan serta taksa prioritas untuk penilaian. Berakhirnya workshop ini menghasilkan sebuah keluaran berupa metode untuk penilaian daftar merah nasional akan mengadopsi metode IUCN Red List Categories and Criteria version 16, sejumlah kategori prioritas untuk melakukan penilaian, pemetaan para pihak yang potensial berkontribusi dalam penilaian, dan pemetaan linimasa penilaian tahun 2025.

Dengan suksesnya penyelenggaraan workshop ini, diharapkan Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya global untuk melestarikan keanekaragaman hayati melalui Daftar Merah IUCN.